SRIPOKU.COM, PALEMBANG, -- Sebuah video viral beredar di Instagram kota Palembang. Kali ini memperlihatkan seorang anak berstatus pelajar SMP yakni Tegar Restu Ramadhan (13), dianiaya dan diceburkan ke sungai oleh sekelompok pelaku yang tidak dikenal korban. Video berdurasi kurang lebih 8 detik tersebut terlihat korban Tegar usai diceburkan di sungai jalan Terusan (jembatan-red), Kelurahan 15 Ulu Kecamatan Jakabaring Palembang. Dirinya langsung naik ke daratan. Dengan masih memakai pakai sekolah Tegar menangis diduga sudah di bully. Peristiwa ini seperti video yang beredar, menjadi tontonan anak-anak sebayanya saat di lokasi kejadian. Seperti diberitakan sebelumnya, tidak terima cucu yakni Tegar Restu Ramadhan (13), berstatus pelajar SMP mengalami aksi penganiayaan membuat Suwarni (61), mendatangi pengaduan Polrestabes Palembang, Senin (19/5/2025), siang. Maksud kedatangan Suwarni hendak melaporkan peristiwa kekerasan terhadap anak yang dialaminya cucu. "Saya datang kesini hendak melaporkan peristiwa yang dialami cucu saya, " ungkapnya kepada petugas. Dihadapan petugas piket pengaduan, warga Lorong Majapahit 9 Kecamatan Jakabaring, Palembang, menuturkan peristiwa tersebut terjadi Minggu (18/5/2025), sekitar pukul 16.00, saat cucunya berada di jalan Terusan (jembatan-red), Kelurahan 15 Ulu Kecamatan Jakabaring, Palembang. Dimana berawal saat korban dan temannya Kirana, baru saja pulang dari latihan menari dirumah temannya. " Dari cerita cucu saya peristiwa itu terjadi saat mereka baru saja pulang dari latihan menari pak, " ungkapnya. Lanjutnya, lalu setiba di TKP (tempat kejadian perkara), cucu dan Kirana didatangi oleh kelompo terlapor (Lidik-red) " cucu saya ditarik, didorong hingga dijatuhkan ke sungai. Awalnya teman cucu (kirana-red), diceburkan ke sungai, " bebernya. Lebih jauh Suwarni mengatakan, cucu dan temannya saat itu tidak bisa melakukan perlawanan," cucu saya tidak ada masalah pak. Dan tidak bisa melawan. Alhasil sudah dicebur Terlapor , cucu saya pun langsung pulang. Sedangkan Terlapor kabur, " katanya. Akibat peristiwa itu, korban mengalami luka di kaki kiri, tangga luka dan luka kaki kanan lecet. " Kami tidak terima pak oleh itulah saya laporkan disni, berharap pelaku ditangkap, " katanya Sementara, KA SPK Polrestabes Palembang, Ipda Yudi membenarkan adanya laporan nenek korban terkait kekerasan anak, " laporan sudah kita terima dan akan ditindaklanjuti oleh anggota Satreskrim Polrestabes Palembang, "tutupnya. (Diw).
PALEMBANG - Sumarmi (46) ibu pemuda yang tewas tersetrum alat pencari ikan saat sedang mencari belut di Gandus tak kuasa melihat jasad anaknya yang sudah tidak bernyawa dan diangkut ambulans menuju Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, Minggu (25/5/2025). Korban yakni Dwi Anton Wijaya (20) warga Perumahan Griya Pesona Indah (GPI) Gandus ditemukan oleh warga di tengah sawah Dalam kondisi tak bernyawa dan peralatan setrum belut yang masih terpasang. Sumarmi terkulai lemas dan nyaris pingsan saat dibopong warga dari tengah sawah menuju ambulans yang membawa jasad anaknya. Sumarmi pun ikut di dalam ambulans dan menemani jasad anaknya sampai di rumah sakit Bhayangkara. Ibu tiga orang anak itu hanya bisa menangis dan raut wajah sedih yang tak bisa disembunyikan ketika putranya meninggal dunia. Sumarmi mengungkapkan sebelum Dwi Anton Wijaya (20) ditemukan tewas di tengah sawah Jalan Lettu Karim Kadir, Gandus, keluarga sudah merasakan firasat yang tak baik, karena alat setrum rusak sebelum dibawa pergi mencari belut dan ikan. "Semalam itu pergi jam 11 malam diantar ayahnya. Alat setrumnya itu sempat tidak nyala sebelum dibawa pergi, sudah kami ingatkan lebih baik tidak usah. Tapi dia tetap pergi sama anak adik saya diantar sama suami," kata Sumarmi saat di rumah sakit Bhayangkara. Lalu ketika bangun pagi Sumarmi melihat anaknya yang ternyata belum pulang mencari belut. Awalnya ia mengira kalau almarhum sedang di pasar menjual hasil tangkapan. Tapi karena tak kunjung ada kabar ia mulai gelisah dan berusaha menghubungi keluarga yang tinggal dekat dengan lokasi kejadian, sayangnya anggota keluarganya tidak ada yang bisa dihubungi. Sumarmi baru mengetahui kalau anaknya masih ada di tempat mencari belut, setelah melihat sebuah siaran langsung di TikTok. "Saya lagi buka TikTok di handphone ada orang live katanya ada orang mati kesetrum habis cari belut di dekat jalan patah. Saya ingat kalau itu tempat anak saya biasa cari belut, lalu langsung bangunan suami supaya datang ke lokasi," katanya. Almarhum Dwi Anton, kata dia sudah berkeluarga dan kesehariannya adalah mencari belut dan buruh bangunan. "Dwi sudah berkeluarga punya anak satu baru umur 2 tahun. Sehari-hari ya itu kegiatannya kalau tidak cari belut, jadi buruh bangunan. Apa saja yang penting halal. Kalau istrinya kerja di laundry," katanya. Sumarmi melanjutkan, selain ia sang suami juga merasakan firasat buruk. Saat malam hari mimpi kalau anak hang bungsu meninggal dunia di sebuah tempat. Menurutnya hal itu seperti pertanda dari almarhum yang ingin memberi tahu kalau ia sudah tiada. "Ayahnya juga mimpi semalam, mimpi anak bungsu kami meninggal terus di sana ada polisi. Ternyata Dwi yang meninggal, mungkin mimpi itu mau ngasih tahu," tandasnya. (Rachmad)
INDRALAYA - Sesosok mayat wanita ditemukan di perkebunan tebu wilayah Desa Seri Bandung, Kecamatan Tanjung Batu, Ogan Ilir, pada Minggu (18/5/2025) siang sekira pukul 13.30. Penemuan jasad wanita ini pertama kali diinformasikan oleh petani yang melintas di area perkebunan tebu tersebut. Informasi yang dihimpun, wanita tersebut diketahui merupakan warga Desa Betung 1, Kecamatan Lubuk Keliat, Ogan Ilir. Kepala Desa Betung 1, Dedi Kirana membenarkan bahwa wanita yang ditemukan tak bernyawa itu merupakan warga desanya. "Benar, warga Desa Betung 1 atas nama Mita Rosita, usia sekitar 25 tahun," kata Dedi ditemui di TKP, Minggu (18/5/2025) petang. Dedi mengungkapkan, ada barang-barang berharga yang ditemukan berjarak sekitar 200 meter dari jasad Mita. "Ada motor, dompet, sandal milik Mita," ungkap Dedi. Belum diketahui penyebab kematian wanita tersebut. Jasad selanjutnya dibawa ke RSUD Ogan Ilir di Indralaya untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sementara lokasi penemuan jasad dipasang garis polisi. "Sedang lidik. Jasadnya dibawa ke RSUD Ogan Ilir," kata seorang anggota polisi di TKP.
Mobil Damkar Rejang Lebong Bengkulu Hilang, Ditemukan di Muratara Logo Pemkab Dicat Warna Putih #tiktok #tiktokberita #tribunsumsel #muratara #sumateraselatan
Duka Saat Idul Adha, Ibu dan Anak Tewas Kecelakaan Saat Hendak Lebaran ke Rumah Orang Tua Duka Idul Adha, Ibu Anak Tewas Kecelakaan, Kecelakaan Lubuklinggau, Ibu Anak ditabrak pikap, Eka Ardila guru SMPN 12 Lubuklinggau Seorang ibu dan anak di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan (Sumsel) meninggal usai kecelakaan saat hendak silaturahmi ke rumah orang tuanya. Motor yang dikendarai ibu dan anak ini mengalami kecelakaan setelah bertabrakan dengan mobil pikap yang belum diketahui identitas pengemudinya. Diketahui, korban Eka Ardila (35) merupakan seorang guru yang mengajar di SMPN 12 Kota Lubuklinggau, sementara anaknya berinisial IPR (7). Warga Petanang Ulu Kecamatan Lubuklinggau Utara I ini diinformasikan meninggal dunia setelah terseret beberapa meter. Peristiwa kecelakaan ini terjadi di RT 05 Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Lubuklinggau Utara I, Jumat (6/6/2025) sore. Kejadian tragis ini bermula saat Eka bersama suaminya dan kedua anaknya hendak menuju rumah orang tuanya di Petanang untuk silaturahmi dalam rangka lebaran. Eka berangkat mengendarai motor sendiri membawa anak perempuannya, sedangkan suaminya berboncengan membawa anak sulungnya. Mereka berangkat beriringan dari rumah mereka, Eka sebelum kecelakaan berkendara di depan suaminya yang mengiring di belakang. Dalam perjalanan, dilokasi kejadian motor yang dikendarainya diduga ditabrak mobil pikap yang datang dari arah berlawanan. Eka dan anaknya kemudian sempat terseret dan tertimpa mobil pikap tersebut. Mobil pun akhirnya berhenti, dalam kejadian ini Eka dan anaknya diduga meninggal dunia dilokasi kejadian karena terluka parah ditangan dan kepala. Keduanya sempat dilarikan ke rumah sakit namun tiba di rumah sakit keduanya sudah meninggal dunia. Kanit Gakkum Sat Lantas Polres Lubuklinggau, Iptu Didin membenarkan kejadian tersebut. Namun Didin mengaku belum mengetahui kronologis lengkap kejadian itu dan anggotanya masih berada dilapangan melakukan pendataan.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG, -- Setelah sempat viral medsos (medsos), di Instagram di kota Palembang, terkait aksinya melakukan pengancaman terhadap tetangga sendiri. Akhirnya Adi alias Bagong (43) berhasil diringkus Opnal Ranmor, Pimpinan Ipda Ipda Marlin, Senin (5/5/2025), sore. Bagong diringkus petugas setelah 1x 24 jam melakukan aksi pengancaman, saat dirinya berada di Lorong Serengam I Kelurahan 32 Ilir Kecamatan IB II, Palembang. Tidak dalam berkutik ketika disergap petugas, Bagong pun hanya bisa mengakui perbuatan salah. Informasi yang dihimpun Sripoku.com, aksi pengancaman yang dilakukan Bagong terjadi pada Jumat (2/5/2025), sore. Berawal saat korban Andri meminta tolong kepada Bagong untuk mengurusi tilang motornya dan memberikan uang Rp 140 ribu. Namun, uang tersebut malah dipakai Bagong untuk menebus Hpnya yang digadaikan. Hal inilah membuat korban meminta uangnya kembali kepada Bagong. Tetapi saat itu Bagong meminta kembali uang lagi sebesar Rp 60 ribu kepada Andri. Hal ini membuat Andri marah kepada Bagong. Bagong yang tidak terima malah memukul kepala belakang korban. Akibat peristiwa ini korban melaporkan kejadian ini Polrestabes Palembang. Sementara, Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, AKBP Andrie Setiawan melalui Kanit Ranmor Iptu Jhoni Palapa membenarkan pelaku pengancaman yakni Adi alias Bagong sudah diamankan anggota. "Begitu kita mendapatkan laporan dari korban kita langsung melakukan penyelidikan dan mengendus keberadaan pelaku, " ungkap Jhoni. Sambungnya, ketika keberadaan pelaku berhasil diketahui saat itulah pelaku langsung ditangkap ," kita tangkap pelaku saat berada di rumahnya. Tanpa perlawanan," katanya. Selain mengamankan pelaku, lanjut Jhoni, anggota juga mengamankan barang bukti berupa 1 buah celurit besar dan 1 buat tombak," atas ulahnya pelaku akan dijerat pasal 335 KUHP, dan UU darurat, " tegas Jhoni. Sedangkan, Bagong hanya menyesali perbuatannya," saya mengaku salah pak," katanya singkat dengan menunjukan kepalanya.(Diw).
Suasana IGD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palembang Bari mendadak ramai dikarenakan ada salah satu pasiennya yang melangsungkan ijab kabul di sana, Minggu (11/5/2025). Ahmad Handa yang sebelumnya sudah bersiap melangsungkan akad dan resepsi di rumah mempelai wanita di Jalan Panca Usaha, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, kini terpaksa mengucap ijab kabul sambil terbaring di tempat tidur IGD karena menjadi korban pembacokan tepat di hari pernikahannya ini. Tak lama setelah mengucap ijab kabul, Ahmad langsung dirujuk ke Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang untuk mengobati luka-luka yang dialaminya. Dari potongan video yang diterima Tribunsumsel.com, tampak sejumlah orang berpakaian batik rapi lengkap dengan peci hitam memadati ruang IGD tempat Ahmad dirawat. Setelah membaca doa, terdengar seorang pria yang merupakan penghulu memimpin jalannya ijab kabul di ruangan tersebut. Sementara Ahmad, yang sebelumnya menggunakan baju adat Palembang, kini terlihat hanya menggunakan kaos dalam hitam dan sebagian tubuhnya ditutupi selimut. Ia terbaring lemah di atas kasur IGD. Dengan bantuan alat pernapasan, Ahmad terdengar bersuara lirih mengikuti arahan penghulu yang membimbingnya mengucap ijab kabul. Diketahui, Ahmad dinikahkan dengan istrinya yang bernama Farida Aryani oleh penghulu dari KUA setempat dan dihadiri oleh keluarga kedua mempelai. Kabar tersebut dibenarkan oleh salah satu keluarga mempelai wanita. Pasca sah dinikahkan korban Ahmad kemudian dirujuk ke rumah sakit umum pusat, Muhammad Hoesin untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Peristiwa pembunuhan Turyati (59) wanita paruh baya yang terjadi diperumahan Griya Bersama Boster RT 05 Kelurahan Sukodadi, Kecamatan Sukarami, KM 12 Palembang telah terungkap. Satreskrim Polrestabes Palembang bersama Polsek Sukarami telah berhasil mengamankan satu pelaku pembunuhan yang terjadi pada Senin (5/5/2025) malam. Hal tersebut disampaikan Kapolsek Sukarami Kompol Alex Andriyan. "Cukup 4 jam saja ya pembunuhan sadis berhasil kita ungkap, dan pelaku kita tangkap," ujar Alex dalam pesan WhatsApp, Selasa (6/5/2025). Namun ia belum mau membeberkan identitas pelaku dan barang bukti yang didapat saat penangkapan. Sementara Kasat Reskrim Polrestabes Palembang AKBP Andrie Setiawan saat dikonfirmasi belum memberikan jawaban. Diberitakan sebelumnya, pihak kepolisian berkoordinasi dengan saksi di sekitar lokasi dan hasil visum yang dilakukan Rumah Sakit Bhayangkara terhadap jenazah korban Turyati (59). "Dari hasil visum yang ada di rumah sakit Bhayangkara korban mengalami luka akibat senjata tajam di bagian belakang leher. Tentunya keterangan saksi yang ada kita dalami," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Palembang AKBP Andrie Setiawan saat di lokasi, Senin (6/5/2025) malam. Dengan adanya temuan luka tersebut, ada kemungkinan korban diduga mengalami tindak kekerasan yang dilakukan oleh seseorang. Tetapi untuk memastikan hal tersebut petugas menghimpun keterangan saksi dan rekaman CCTV yang ada lokasi kejadian. Termasuk, kata Andrie saksi anak kecil yang disebut melihat seorang laki-laki sebelum warga melihat korban sudah tertelungkup bersimbah darah. "Semua saksi yang ada disini kami lakukan pendalaman," katanya.
Viral Panggung Tamu Roboh Saat Hajatan di Palembang, Ijin Dangdutan Malah Jadi Remix Viral detik-detik panggung untuk tamu tiba-tiba roboh ketika acara tasyakuran anak di Jalan H Umar Kelurahan 8 Ulu, Kecamatan Jakabaring, Palembang, Sabtu (31/5/2025). Dalam video, terlihat warga atau tamu acara memadati panggung sambil bergoyang mendengarkan musik remix yang diputar seorang FDJ. Kemudian secara tiba-tiba panggung tamu roboh dan membuat semuanya kaget bahkan musik pun lantas terhenti. Kapolsek Seberang Ulu I, AKP Heri mengatakan sebelum peristiwa panggung roboh, anggota Babinkamtibmas 9/10 Ulu sudah mendatangi lokasi kemudian memberikan imbauan kepada warga dan pemilik acara untuk tidak menggelar acara musik remix. "Sekitar jam 11 anggota Babinkamtibmas Polsek Seberang Ulu I ke tempat acara tersebut dan memberikan imbauan jangan sampai ada musik remix," kata Heri, Minggu (1/6/2025). Heri menerangkan pemilik acara sebelumnya juga sudah izin ke Polsek dan memberitahukan kalau ada acara tasyakuran/hajatan. Untuk memastikannya, anggota pun datang ke lokasi dan memberikan imbauan. Tetapi pada acara tersebut yang seharusnya musik dangdut ternyata tiba-tiba berubah menjadi musik remix. "Izin sudah tapi disana harusnya tidak ada musik remix. Kalau ada musik remix pasti tidak kami kasih izinnya. Pas anggota kami kesana tidak ada musik remix hanya dangdut," katanya. Polsek menerima laporan melalui Banpol bahwa acara tersebut berubah menjadi musik remix sekitar pukul 15:00 WIB karena itu anggota Polsek kembali menuju ke lokasi untuk membubarkan. Belum sampai anggota di lokasi, ia kembali menerima laporan kalau panggung itu ternyata sudah roboh. Pasca peristiwa itu pihaknya sudah memanggil pemilik acara dan Ketua RT setempat untuk dimintai keterangan. Dari peristiwa tersebut, tidak ada warga yang mengalami luka-luka hanya saja panggung untuk tamu yang sudah terpantau roboh. "Tidak ada korban, baik itu yang luka-luka. Itu panggungnya di atas air," tutupnya.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kopda Bazarsah satu dari dua oknum TNI terdakwa penembak tiga anggota polisi di Lampung hingga tewas menjalani sidang perdana di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Rabu (11/6/2025). Ia didakwa dengan pasal kesatu Primair Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. Lalu Subsidair Pasal 338 KUHP dan kedua pasal 1 ayat (1) UU Darurat RI nomor 12 tahun 1951 dan ketiga Pasal 303 ayat 1 KUHP Jo Pasal 55 ayat 1 ayat ke 1 KUHP. Kopda Bazarsah terancam dihukum penjara selama lebih dari 15 tahun dan atau hukuman mati. Sementara itu, pantauan di ruang sidang Garuda Pengadilan Militer I-04 Palembang yang digelar terbuka, keluarga korban Bripka Petrus Apriyanto, Iptu Lusiyanto dan Bripda Ghalib bersama penasihat hukum datang di pertengahan sidang saat pembacaan dakwaan. Tampak keluarga menyimak dakwaan yang dibacakan oditur dan beberapa orang mengabadikan momen persidangan. Pada saat oditur membacakan dakwaan mengenai luka tembak yang dialami masing-masing korban, keluarga bereaksi dengan menggelengkan kepala seolah tak terima dengan perilaku brutal yang dilakukan terdakwa. Sebab berdasarkan pemeriksaan dokter forensik, luka yang dialami korban sangat fatal karena membuat peluru senapan laras panjang bersarang pada anggota tubuh di kepala, terutama mata, dada dan tulang otak. Kini sidang perdana Kopda Bazarsah masih berlangsung, sidang perdana Peltu Yun Hari Lubis dilakukan secara terpisah. Saat sidang akan dimulai, Kepala Pengadilan Militer Kolonel CHK Fredy Ferdian Isnartanto yang memimpin sidang bertanya kepada terdakwa apakah dia didampingi kuasa hukum. Karena ancaman hukumannya, terdakwa Kopda Bazarsah dapat dihukum pidana penjara selama lebih dari 15 tahun dan atau mati. "Saudara ada kuasa hukum yang mendampingi ?. Saudara wajib didampingi penasihat hukum, sebab pada kasus ini ancaman hukumannya lebih dari 15 tahun penjara dan atau mati," ujar Kolonel Fredy. Kemudian terdakwa menjawab kalau ia sudah ada penasihat hukum yang mendampingi. "Ada yang mulia," ujar Kopda Bazarsah. Sidang dilanjutkan dan empat orang Oditur mulai membacakan dakwaan terhadap Kopda Bazarsah secara. Salah satu oditur yang membacakan dakwaan adalah Kepala Oditurart Militer I-05 Palembang Kolonel Laut (H) M Muchlis.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Begini kondisi dari Ahmad Handa (30) pengantin pria yang dikeroyok dan dibacok sejumlah pelaku saat baru turun dari mobil hendak melangsungkan akad nikah di Jalan Panca Usaha, Kecamatan Seberang Ulu I. Informasi dari pihak kepolisian salah satu pelaku telah ditangkap di kawasan Batam oleh tim gabungan Jatanras Polda Sumsel, Satreskrim Polrestabes Palembang dan Polsek. Tetapi kabar tersebut belum membuat ibu korban lega, sebab masih berfokus pada kesembuhan Handa. Justru ia masih terpukul dengan kondisi anaknya yang masih belum bisa bergerak. Kepada Tribunsumsel.com Ningcik, ibu korban belum berani menyebutkan terkait keberadaan anaknya. Namun sampai saat ini Handa masih dalam kondisi lemah pasca menjalani 6 operasi akibat luka yang diderita. "Kondisinya masih lemah tapi diajak komunikasi bisa. Lukanya di kaki, tangan, urat nadi kanan, tangan kanan juntai, terus tiga jari kiri 3 mau putus dan pergelangan tangan. Sudah menjalani operasi ," ujar Ningcik saat dihubungi, Kamis (29/5/2025). Ahmad kini juga dalam kondisi psikologis yang sangat terguncang. Korban sering mengeluh kesakitan sambil menjerit, terutama setelah melihat kondisi tubuhnya sendiri yang masih dibalut perban dan perawatan. "Kadang jerit-jerit bae, kadang nangis, kami jugo masih syok. Kalau dia lihat tangannya, kakinya, mungkin syok nian. Ibu dak kuat lihatnya, tapi apa boleh buat, ibu harus kuat untuk anak ibu," ujarnya. Ningcik bahkan masih harus memikirkan biaya operasi selama perawatan di Rumah Sakit Muhammad Hoesin yang mencapai Rp 129 juta yang baru terbayar hanya Rp 44 juta. Keluarga hanya bisa berusaha mencari tambahan uang untuk membayar biaya operasi. "Kalau ingat kejadian itu gemetar badan ibu dek. Di rumah suka jerit sendiri kalau ingat itu. Banyak biaya yang harus dikeluarkan doakan (Handa) semoga cepat sembuh," ungkapnya. Meski ada informasi bahwa salah satu pelaku telah ditangkap, Ningcik belum mendapat keterangan resmi dari polisi. Ia memahami polisi masih sibuk untuk mengejar para pelaku dan memilih menunggu kabar dari pihak berwajib. "Memang ada yang ngabarin pelaku tertangkap. Tapi kami tidak langsung tanya polisi, karena polisi pasti masih sibuk. Kami percaya kalau polisi bakal bantu kami dan kalau pelaku sudah ditangkap pasti keluarga diberi kabar, " katanya. Ningcik juga masih merasa was-was dan khawatir anaknya dicari oleh teman pelaku ataupun rekanannya. Sebab sewaktu di rumah sakit pernah ada yang bertanya ke sekuriti rumah sakit mengenai keberadaan Handa. "Ibu masih takut, dak galak macak-macak (tidak mau sembarangan) sebab takut masih ada yang cari anak kami. Ada yang pernah difoto sekuriti, nyari-nyari anak ibu di rumah sakit," katanya. Saat ini dia terus mendampingi anaknya yang tengah menjalani perawatan. Meski dia enggan mengungkapkan, apakah saat ini korban masih dirawat dirumah sakit atau melakukan perawatan dirumah. "Doakan saja biar anak kami cepat sembuh. Cak inilah nasib kami sekarang, semoga pelaku lainnya cepat tertangkap. Kami cuma ingin keadilan," ujarnya.
Pelaku Utama Pencuri Motor WNA Rusia Ditangkap Jatanras Polda Sumsel PALEMBANG - Tim unit II Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel menangkap pelaku utama kasus pencurian sepeda motor milik seorang WNA Rusia yang bernama Konstantin Bazrov (33). Pelaku yang diamankan bernama Galih (33) warga Sungai Rebo, Kecamatan Rambutan Banyuasin. Ia ditangkap pada Senin (5/5/2025) malam dan terpaksa diberi tindakan tegas karena melawan petugas. Terkait penangkapan itu dibenarkan Dirreskrimum Polda Sumsel Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo. "Iya (pelaku ditangkap) nanti kita rilis ya," ujar Anwar saat dikonfirmasi, Selasa (6/5/2025). Saat ini tim Jatanras sedang melakukan pengembangan dan nantinya akan dirilis di Polda Sumsel. "InsyaAllah (rilis di Polda)," sambungnya. Kanit II Subdit III Jatanras Polda Sumsel, Kompol Robert Sihombing mengatakan pelaku ditangkap di kawasan Sungai Rebo. Saat ditangkap pelaku melakukan perlawanan sehingga terpaksa diberikan tindakan tegas. "Ini pelaku utama pelaku pencurian motor WNA Rusia, dia ini yang petik bawa motor, ditangkap di Sungai Rebo. Tadi sempat melawan terpaksa kita berikan tindakan tegas," kata Robert. Selanjutnya pihaknya akan kerjasama dengan Polrestabes Palembang dan melakukan pengembangan jika pelaku beraksi di lokasi lain. Termasuk mencari satu rekan pelaku Galih yang masih DPO. "Kalau dari pengakuan pelaku ada 30 LP, tapi LP yang ada baru 8, ini masih pengembangan. Berkasnya nanti kita kerjasama dengan Polrestabes berikut barang bukti, karena yang diamankan sebelumnya itu adalah penadah motor," katanya. Sementara tersangka Galih mengaku ia mencuri motor tersebut ketika pulang dari sebuah klub malam, kemudian melihat motor korban masih terpasang kunci. Saat mencuri ia bersama seorang temannya yang masih DPO. "Aku lewat pak terus lihat ada kunci motor itu masih dipasang di sana," ujar Galih. Setelah berhasil membawa kabur motor WNA Rusia, ia menjualnya kepada penadah yang sebelumnya telah ditangkap di Polrestabes Palembang. "Jual ke penadah di Sungai Rebo pak. Kalau untuk motor beat tahun 2022 harganya Rp 4 juta," katanya.